Tokoh - Tokoh Puisi Melayu Islam

Tokoh – Tokoh Puisi Melayu Islam

Karya sastra hadir menjadi media untuk mengungkapkan perasaan seseorang yang dituangkan melalui bentuk bahasa. Salah satunya puisi, yaitu salah satu bentuk tulisan untuk menuangkan isi hati. Pada umumnya berisi tentang rasa rindu, cinta, ataupun yang berkaitan mengenai dirinya dengan Tuhan.

Indonesia sendiri mempunyai banyak sekali sastrawan legendaris dengan karya-karya yang amat bagus. Seperti contohnya para pujangga atau tokoh-tokoh puisi melayu islam yang menciptakan karya-karya mengenai kedekatan atau cintanya dengan Tuhan. melalui puisi, beberapa tokoh ini mengakui keagungan Tuhan dengan bahasa yang indah.

Sastra menjadi unsur yang penting dalam memberikan wajah manusiawi, keindahan, keseimbangan, pandangan dalam kehidupan manusia saat menciptakan kemajuan.

Berikut ini beberapa tokoh puisi melayu islam di indonesia yang memiliki peranan dan pengaruh cukup besar untuk perkembangan bahasa, budaya, sastra melayu di nusantara.
penasaran kah siapa saja mereka? Yuk simak ulasan berikut!

Tokoh-tokoh Puisi Melayu Islam

  • Tun Muhammad atau Tun Seri Lanang

Terkenal sebagai penulis Sejarah Melayu atau Sulalatussalatina. Dia adalah seorang bendahara kerajaan Johor yang bergelar Bendahara Paduka Raja. Buku ini mulai ditulis tahun 1612, tetapi karena berbagai peristiwa yang menyebabkan dia berhenti menulis dan baru selesai 1616.

  • Hamzah Fansuri

Tokoh ini adalah ahli suluk (sufi) termashur yang telah mengunjungi banyak negara. Ilmu kebatinannya mengenai sifat Tuhan, dunia dan manusia tidak dapat diterima oleh ulama Islam pada waktu itu.

  • Syamsuddin al-Sumatrani

Tokoh ini merupakan murid Hamzah Fansuri dan yang mempunyai nama lengkap Syamsuddin Ibnu Abdullah al-Sumatrani. Dia seorang pujangga dan ahli suluk yang hidup di istana raja Aceh yang bernama Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Johan Perkasa Alamsyah (1607-1636) dan menengku jabatan sebagai Perdana Menteri.

  • Nuruddin ar-Raniri

Tokoh ini adalah ahli agama dari Gujarat (India) yang berpegang teguh pada agama Islam yang kolot. Dialah yang dengan keras menentang ajaran ahli-ahli sufi Hamzah Fansuri dan Syamsuddin al-Sumatrani. Menurutnya, ajaran kedua ahli sufi tersebut dapat membahayakan keteguhan iman orang-orang Islam pada waktu. Polemiknya terhadap mereka ditulis dengan judul Tabyan fi Ma’rifat Alayat (1664).
Pengaruhnya yang besar terhadap Sultan Aceh ditunjukkan dengan keberhasilannya dalam hal mendesak sultan agar memerintahkan untuk membakar karya-karya dua ahli sufi tersebut yang dianggap dan dikhawatirkan dapat menyesatkan umat.

  • Bukhari al-Jauhari

Tokoh ini adalah seorang ulama Islam Johor yang menetap di Aceh pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Johan Perkasa Alamsyah (1607-1636).

  • Raja Ali Haji

Tokoh ini adalah seorang pujangga yang masih saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau pada 1844-1857.

  • Siti Saleha

Tokoh wanita ini adalah saudara Raja Ali Haji. Menurut H. Von de Wall, dialah yang mengarang buku Syair Abdul Muluk tetapi menurut pengakuan Raja Ali Haji sebagaimana dalam suratnya kepada Roorda van Eysinga pada 2 Juli 1846, dia sendirilah yang mengubahnya.