Pengertian Puisi Melayu Islam
Puisi melayu islam merupakan puisi Melayu Riau yang di dalamnya terdapat unsur-unsur nilai agama islam. Puisi Melayu Riau memiliki latar belakang sejarah yang kuat, sejak abad ke-17 islam telah memainkan peranannya yang signifikan dalam pembentukan bahasa dan kebudayaan melayu.
Kebudayaan islam, terutama yang menyangkut agama dan bahasa yang menjadi pengantar agama, menimbulkan kesan yang sangat mendalam di hati orang-orang melayu. Mulai dari sinilah, pengaruh islam pun mulai masuk ke dalam sastra melayu.
Sastra masa islam adalah sastra indonesia yang terpengaruh agama islam. Dampak dari pengaruh islam dalam dunia sastra adalah pada sifat sastra melayu yang berubah menjadi kearab-araban. Misalnya seperti puisi arab berupa syair, yang kemudian dikenal luas dalam kebudayaan melayu.
Sejarah Puisi Melayu
Puisi melayu islam memiliki latar belakang sejarah yang kuat, sejak abad ke-17 islam telah memainkan peranannya yang signifikan dalam pembentukan bahasa dan kebudayan melayu. Sementara dalam tradisi Sastra Islam sendiri merupakan bentuk perkembangan dari sastra modern Indonesia, dan bukanlah suatu hal yang baru lagi.
Sebutan “sastra profetik” yang juga disebut sastra ibadah yang mana merupakan ekspresi dari penghayatan nilai-nilai dari agama. Sastra profetik jelas merujuk pada pemahaman dan penafsiran kitab suci atas realitas, yang otomatis terlibat dalam sejarah kemanusiaan. Sastra profetik (khasnya karya-karya sastra bernafas religius- sufistik) bukanlah gejala baru.
Sejak Abad ke-13 Masehi, sastra islam telah merambah kerajaan samudera pasai di Aceh, sampai kita kenal syair perahu-Nya Hamzah Fansuri di Abad ke-16.
Ahmadun Yosi Herfanda, seorang sastrawan juga memperkuat barisan estetika sastra religius, seolah ikut menandaskan bahwa sastra profetik tak selalu identik dengan sastra sufistik. Jika sastra sufistik cenderung hanya dipahami sebagai sastra zikir, atau sebatas ekspresi kerinduan untuk bermanunggal kepada Tuhan semata. Ahmadun menegaskan bahwa persoalan-persoalan kemanusiaan, bahkan keseharian, juga merupakan persoalan sastra profetik, sebagimana misi kenabian seorang Rosul Allah.
Ciri- ciri Puisi Melayu Islam
Mengandung banyak kata yang berkaitan dengan Islam
Hal tersebut dikarenakan teks karya sastra yang berunsur Islam banyak mengandung sejumlah kata yang berunsur Islam. Misalnya seperti gambaran tentang sifat manusia dibawah ini:
- Fasik
- Munafik
- Zalim
- Kafir
- Zindik
Kata Fasik ditunjukan untuk orang yang tidak mempedulikan Allah, kata Munafik ditunjukan kepada orang-orang yang berpura-pura percaya kepada Islam, kata Zalim merupakan seseorang yang tidak berprikemanusiaan dan tidak adil, sedangkan kata Zindik ditunjukan kepada orang yang tersesat.
- Mukmim
- Mulia
Kata Mukmim ditunjukan untuk golongan yang percaya kepada Allah SWT atau golongan orang yang beriman, sedangkan kata Mulia ditujukan kepada golongan yang tinggi kedudukannya didalam Islam.
Konsep karya berunsur Islam
Sastra melayu islam merujuk pada semua karya yang didalamnya berkaitan dengan islam yang ditulis oleh orang islam.
Terdapat Bahasa Kiasan agak banyak Metafora dan Parallelisme
Metafora dalam hal ini berperan sebagai Ironi, misalnya :
- Kelezatan dunia
Dalam contoh diatas diironikan sebagai lazat, yakni sesuatu yang dipenuhi dengan berbagai kenikmatan. Semua nikmat tersebut merupakan Anugrah dari Tuhan untuk menguji keimanan manusia.
Unsur Parallelisme, misalnya :
- Surau itu telah uzur!
Dalam contoh diatas pengarang memiliki unsur emosi. Yang artinya suara tua itu, yang dimana kata uzur memberikan penegasan mengenai kata surau.
Aspek Gramatikal
Dalam hal ini terdapat aspek berunsur islam, yakni tentang qada dan qadar yang telah ditetapkan bahawa embun tetap akan kalah dengan kekuatan cahaya matahari. Selain itu penyair juga menggunakan beberapa ayat untuk menunjukan berbagai maklumat yang berunsur islam. Misalnya :
- Tetap juga ia menerima manusia-manusia yang mulia, yang berdosa,yang zalim, yang munafik, yang Muslim dan yang kafir membuang sisa-sisa badan mereka ke dalam aliran airnya yang ganas itu
Contoh diatas relatif menggunakan kata keterangan objek manusia seperti kata ang mulia, yang zalim, yang munafik, yang Muslim dan yang kafir.
Kelebihan dan Kekurangan Puisi Melayu Islam
Kelebihan
- Sangat kental dengan pengaruh Islam. Dengan begitu kita dapat mengetahui sejarah ataupun cerita melalui puisi tersebut.
- Puisi Melayu Islam banyak sekali mengandung nasihat melalui ajaran-ajarang Islam yang dijelaskan melalui isi puisi tersebut
Kekurangan
- Tidak diketahui tahun awal munculnya cerita.
- Bahasa yang digunakan susah dipahami karena puisi tersebut menggunakan kosakata Islam dan kosakata Melayu.
- Puisi Melayu Islam memiliki irama dan sajak yang teratur.
Leave a Reply
View Comments