Apakah kamu salah satu penikmat puisi?
Terdapat banyak cara dalam menuangkan perasaan yang sedang dialami, salah satunya dalam bentuk karya sastra puisi. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang berisi tentang pikiran dan perasaan sang penyair secara imajinatif dengan memusatkan kekuatan bahasa dari struktur fisik dan batinnya.
Membuat puisi juga harus memperhatikan diksi dan gaya bahasa, sehingga mampu menghasilkan puisi yang indah ketika dibaca dan didengar.
Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, kita mengalami hal yang tak terduga, pengalaman yang sedang terjadi maupun yang telah berlalu seperti halnya kabar bahagia, perasaan rindu, bahkan sedih. Dalam situasi tersebut, apa yang kita rasakan dan kita alami dapat diungkapkan menjadi sebuah karya sastra seperti puisi, sebagai bentuk untuk melepaskan semua isi perasaan dalam diri kita.
Nah.!, disini kami akan sedikit berbagi mengenai beberapa puisi tentang kehidupan yang dapat kalian rasakan dan resapi, yuk simak selengkapnya.
Puisi Kehidupan Menyentuh Hati
Memeluk Hangat
Jaket biru itu harum karena parfum
Parfum ini melekat pada jaket biru
Harum dan manis berpadu melekat pada jaket ini
Lantas siapa pemilik jaket ini?
Jaket biru itu elok karena perpaduan warna yang indah
Kilau warnanya begitu menyejukkan mata
Menenggelamkanku untuk jatuh cinta padanya
Kini aku mengenal si pemilik jaket biru
Jaket biru itu hangat karena berbahan kain tebal
Kehangatan yang kian terasa candu
Kini dapat selalu kurasakan dari jaket ini
Melahirkan kehangatan senyaman pelukan ibu
Peta Hidup
Tas itu penuh gulungan kertas
Entah apa isi disetiap lembarnya,
Berisi peta jalan hidupmu, mungkin
Berliku? Atau lurus saja?
Penuh kemanisan atau kepahitan?
Ini bukan permen, pun bukan obat,
Tapi hidup.
Terkadang banyak dekap,
Biasanya juga ada secercah darah,
Gusti-Mu akan selalu ada.
Sabda Polos
Langit itu penuh kalimat aksara-Mu
Sekelumit doa selamat kau panjatkan
Junjungan-Mu mendengarkan
Rintihan-Mu lebih dalam
Semoga saja, sudah itu saja.
Sisipan Rindu
Di benakmu
Pernah ku sisipkan puisi berwujud secangkir kopi,
Gulanya dari doa,
Hangatnya dari dekap,
Apabila sewaktu-waktu kamu gigil karena rindu,
Minumlah itu.
Sudut Nyawa
Lalu lalang orang melintang
Di jalanan kecil dalam gang
Banyak sapaan yang datang
Dengan lambaian tangan penuh sayang
Tersirat ucapan yang terkenang
Dua tahun sudah terlewati
Ramainya jalanan merubah diri
Bak bunglon yang pandai bersembunyi
Padatnya kota menjadi sepi, sunyi
Bagai jangkrik tidur siang hari
Sudah lama tak ada suara rusuh terdengar
Macam suara speaker langgar
Ingin hati bertukar kabar
Dan selipkan cerita panjang lebar
Penghuni bumi sudah lelah
Mendengar banyak cerita keluh kesah
Karena makhluk gesit masih suka mewabah
Semoga engkau cepat-cepat pasrah
Dan segera hilang dari pijakan tanah
Semoga tangis segera menjadi tawa
Semoga rindu lekas menjadi temu
Semoga do’a tangkas terkabul nyata
Semoga kabar baik cepat terdengar dalam telinga.
Leave a Reply
View Comments